Thursday, February 28, 2013

Katanya

Gua termasuk orang yang merasa beruntung karena pas jaman gua masih kecil, musik anak-anak populer banget. Lagu anak-anak berkumandang di TV setiap jam 3 sore. Acara musik favorit gua adalah Cilukba dan penyanyi demenan gua adalah Trio Kwek-Kwek.

Melalui lagu-lagu Trio Kwek-Kwek, gua belajar banyak hal. Gua jadi tahu kalo gua ga boleh bikin mama marah, soalnya nanti uang jajan musnah, senyum pun tak ada. Gua pun jadi paham bahwa meskipun tanteku cerewet dan tukang ngomel, tapi baik hatinya. Dari ketiga idola ini pula gua punya cita-cita bisa naik bus sekolah yang warna kuning ituh (meskipun sampe sekarang belom kesampean. huffft.....)

Tapi dari lagu-lagu hits Trio Kwek-Kwek, yang paling iconic tentunya yaa lagu "Katanya".



Sebagai fan setia Trio Kwek-Kwek, gua tentunya hafal lagu ini. Liriknya sederhana banget, tapi sadar atau nggak, diam-diam lagu ini menumbuhkan rasa nasionalisme dalam jiwa gua yang masih muda pada waktu itu. Sebanyak apa pun kelebihan negara lain (Amrik yang Super Power, China yang penduduknya semilyar, Inggris yang punya raja dan ratu), tapi gua tetep bangga dengan Indonesia yang orangnya lucu-lucu dan ramah-ramah.

Yang perlu digarisbawahi, pas bagian lirik tentang Indonesia melodinya tuh beda. Dan nggak ada kata-kata "katanya" yang disisipkan, nggak kayak pas lirik negara lain. Jadi, penggambaran Indonesia itu bukan sekedar "katanya".

Dari dulu--dan mungkin sampe sekarang--gua percaya orang Indonesia itu lucu-lucu dan ramah-ramah.

Tapi tadi gua ikut kuliah Komunikasi Politik. Jujur, gua nggak terlalu merhatiin dosen ngomong apa. Gua bosen selama kuliah dan rasanya ngantuuuuk banget. Gua corat-coret buku catatan, gambar-gambar random, lalu kemudian gua denger dosen gua bilang, "Dulu, banyak orang asing yang bilang ke saya kalo orang Indonesia itu ramah-ramah." 

JENG-JENG!!!

lalu tiba-tiba lagu "Katanya" berkumandang dalam pikiran gua. Saat gua sedang berusaha keras melawan godaan untuk nggak menyenandungkan lagu mega hits itu, gua denger dosen gua memberikan pertanyaan lanjutan akan pernyataan dia sebelumnya, "tapi kok sekarang orang Indonesia kayak bar-bar gitu ya?"

Bumi gonjang-ganjing, pikiran indah yang gua bina sejak kecil seketika goyah, sodara-sodara. Gua kembali menahan diri untuk tidak menyela si Bapak Dosen dan teriak, "Tapi Trio Kwek-Kwek bilang orang Indonesia lucu-lucu pak, ramah pula. Mereka bilang gitu pak, LEONY, DHEA, DAN ALFANDY BILANG GITU PAK!!!!!"

ehm. 

Gua nggak menyampaikan kata hati gua ini. Gua taruh pensil yang dari tadi gua pake buat gambar-gambar ga jelas, lalu gua dengerin si bapak lanjut ngomong. Tapi dahi gua berkerut. Gua masih ga terima orang Indonesia dibilang bar-bar. Gua masih percaya kata Trio Kwek-Kwek. 

Bapak dosen kemudian mulai memberi contoh tindakan bar-bar orang Indonesia. Copet yang ketangkep langsung digebukin sampe babak belur, bahkan ada yang sampe meninggal. Orang mau ibadah aja dipersulit, bahkan rumah ibadat dihancurkan. Afriani yang dihina habis-habisan, bahkan kalo dipikir lebih lanjut, saat dia selesai menjalani masa hukumannya, dia nggak bakal menjalani hidup yang sama karena hujatan-hujatan yang ditimpakan ke dia. I mean, iya dia salah karena telah membunuh banyak orang (disengaja ataupun tidak), tapi hidup dia mungkin gak akan bisa tenang lagi. Cap pengemudi maut udah melekat dan orang-orang se-Indonesia tau itu. Kebayang ngga sih kondisi psikologisnya kayak gimana?

Kenapa sih orang Indonesia kelakuannya kayak gitu? 
Ke mana perginya orang yang lucu-lucu dan ramah-ramah?

Lalu ada seorang teman di kelas yang menanggapi. Gua lupa persisnya dia ngomongnya gimana, pokoknya intinya kelakuan masyarakat yang sekarang ini dibilang bar-bar adalah bentuk kekecewaan akan sistem yang ada di negeri ini. Khususnya sistem hukum. 

Alis gua yang semula menukik ke bawah pelan berubah jadi naik, tanda gua lagi mencermati pernyataan teman ini. 

Vonis ringan untuk para penjahat besar udah sering kejadian. Udah vonis ringan, fasilitas penjaranya mewah pula: ada TV, AC, kasur empuk, bisa karaoke, keluarga bebas berkunjung. Hukuman sekarang sih bukan dipenjara namanya, tapi dikurung doang. 

Jadi, masyarakat yang kecewa punya caranya sendiri untuk menghukum. Karena merasa vonis pengadilan masih kurang, penjahat-penjahat itu perlu dihukum lebih lanjut. Salah satunya ya dengan cap-cap tertentu, seperti kasusnya Afriani. 

Pertanyaannya: Sampai kapan kita akan terus kecewa? Apakah hukuman masyarakat itu perlu sampai hidup seseorang "hilang"? Bisakah masyarakat Indonesia kembali menjadi orang-orang yang lucu-lucu dan ramah-ramah?

Saat ini ketika gua mengetik, lagu "Katanya" maha dahsyat itu masih terngiang-ngingang dalam pikiran gua. 

Cuma......

melodinya sudah berganti.....



Indonesia negeriku (katanya, katanya)
Orangnya lucu-lucu (katanya, katanya)
Indonesia negeriku (katanya, katanya)
Orangnya ramah-ramah (katanya, katanya)

Wednesday, February 27, 2013

super late post #2: Sydney White Review


Iya, gua tau film ini udah lama keluar. Sebelumnya gua udah menonton film ini beberapa kali, tapi baru pas nonton beberapa hari lalu mulai muncul bahan-bahan review. Mungkin pengaruh sempet jadi reporter resensi di majalah kampus jadinya pikiran gua maik terbuka hahahahahaha SOK LU!

Jadi, pertama-tama gua mau bilang kalo diantara film yang terinspirasi dari kisah Disney’s Princess, Sydney White adalah favorit gua. Padahal Snow White, yang menjadi inspirasi film ini, adalah kisah Disney’s Princess yang paling nggak gua demen. Okay, bukannya gua ga demen sama ceritanya, gua sebelnya sama sosok Snow White. Soalnya menurut pikiran gua sejak kecil, princess itu rambutnya panjang indah tergerai. Karena itulah sejak kecil gua menganggap dia ga pantes jadi princess (jahat yak -..-).

For the beginning, our princess is not really a princess. Sydney White (Amanda Bynes) bukan dari keluarga bangsawan atau keluarga kaya. Ayahnya seorang pekerja bangunan dan ibunya sudah meninggal. Sydney baru keterima di universitas tempat ibunya dulu kuliah dan dia seneng banget. Dia harap akan aada koneksi tertentu dengan ibunya karena mereka belajar di tempat yang sama.

And Sydney’s royalty life is begun. Ibunya dulu tinggal di rumah asrama yang isinya cewek-cewek populer gituh. Ketua asramanya bernama Rachel Witchburn. Karena ibunya pernah tinggal di asrama itu, Sydney sudah hampir pasti keterima untuk tinggal di situ juga. Namun, Rachel nggak suka sama Sydney. pada akhirnya Sydney harus keluar dari asrama itu dan terdampar ke asrama lain, Vortex, tempat tujuh cowok cupu tinggal.

Hal-hal apa sih yang paling mendasar dari kisah Snow White? Let me make the list….
1.       Snow White
2.       Penyihir jahat
3.       Predikat “Fairest of them all”
4.       Prince Charming
5.       Tujuh kurcaci
6.       Poisonous Apple
7.       Wake up kiss

I guess that’s all. Dan semuanya ada di film ini dengan substitusi benda yang lebih modern dan relevan dengan masa kini. Perumpamaannya cerdas banget, and that’s why I love this movie.

We have our Snow White, named Sidney in this movie. 


She doesn’t have a black ebony hair or white skin or red lips. But at least her hair is long and her family name is White. I guess that’s enough.


Carry on, we sure have the wicked witch. 


Witchburn is her name. And I totally love this name.


We don’t have any magic mirror in the wall to tell the witch that she’s the fairest of all maiden in this world. But, we have a Hot or Not List. 


Hahahahahaha clever! Rachel checks this list everyday to make sure she’s still maintaining the number 1 spot. She thinks nobody can beat her, but it changed when Sydney came.


Never forget this: it’s not a princess movie if there’s no prince charming. 


And here it is, our prince charming whose name is really Prince.


Seven Dwarf. There are no little men in this movie, but we have seven geeks who live in a shabby house named Vortex. 


And they really represent the original characters from Snow White: there are the smart one, the sneezy one, the grumpy one, the shy one, the sleepy one, the happy one, and the kid. They may not physically little, but they have low social status. That’s—I think—makes them dwarfs.

Next: poisonous Apple. 
Ooh, this is my favorite symbol. So, Sydney has this macbook. One day, Witchburn asked a hacker to send virus to Sidney’s macbook. And voila, we get the poisonous Apple. WOW. Super clever, huh???? Originally, this poisonous apple would make snow white unconscious, right? Yeah, after her macbook got poisoned, she must redo her assignments and that makes her super tired. She can’t wake up to attend her important debate. But fortunately………


We have Princey’s wake up kiss. 
Sidney finally wakes up after Prince give her a wake up kiss and she made it to attend that important debate. Actually, that’s not really necessary, I know your purpose, missy.


kalo soal jalan cerita, story mountainnya (sailaaah) ga jauh beda sama cerita Snow White. bedanya cuma pada akhirnya si Witch ga mati. dan si Witch bukan ibu tiri White. 

So, what do you think? smart symbols, huh? 

super late post #1


Hai.

Soooo, gua kebangun di malam hari tanggal 27 Januari 2013 menjelang  tengah malam saat mau pergantian ke tanggal 28. Pas mau mencoba tidur kembali, biasalah pikiran gua mengawang-ngawang, mikirin hal-hal random. Terus sampailah gua mikirin film Sydney White yang baru gua tonton beberapa hari lalu. Kemudian muncullah pikiran sok-sokan gua untuk membuat resensi dari semua film atau drama yang pernah gua tonton dan buku yang pernah gua baca.

Yang mana setelah pikiran ini muncul, gua langsung berpikir “F you, brain. How dare you thinking of this in the middle of the night, ketika seharusnya gua tidur supaya besok bisa bangun pagi karena gua ada program jogging jam 6 selama liburan?!?!?!?!?!?!!?”

Gua udah berusaha untuk tidur lagi dan memutuskan akan menulis tentang ini keesokan harinya, tapi gagal. Gua malah merancang kalimat yang akan gua tulis, lalu muncul dorongan yang mengharuskan gua membuka laptop, menyalakannya, dan mulai mengetik. Ya, sangat kampretos.

Ya, gua ngetik tulisan ini tengah malem. Sekarang jam di laptop gua menunjukkan pukul 00.15. terus nanti gua harus bangun jam 5.00 untuk siap-siap jogging. Namun mata gua terang banget dan otak gua menuntut untuk menuangkan pikiran-pikiran ke dalam tulisan. HUFT.

Terus gua barusan sempet-sempetnya benerin kalimat supaya sesuai sama EYD dan kaidah penulisan yang benar, DAMMIT Y U NO BURUAN SELESEIN TULISAN INI TERUS TIDUR SIH???

Ehm.

Tulisan ini tetep akan gua post nanti agak siangan. Soalnya sumber internet rumah gua kan dari modem keparat super lambat yang harus dipasang di ruang tamu baru bisa lancar internetan. Sekarang gua lagi ngetik di kamar dan mager keluar hanya untuk bela-belain ngepost tulisan ini. Semua karena modem yang lamban as hell.

Sori kebanyakan mengumpat, kebanyakan bergaul sama Mina Kwon MUAHAHAHAHAHAHAHA

Ehm.

Okay, mulai meresensi Sydney White. Tapi gua wanti-wanti dari sekarang, resensi yang gua buat ga akan formal. Dan mungkin agak subjektif. Tapi gua akan berusaha untuk tetap objektif. Demi masa depan yang cerah.

Biar asoy bikin post baru aja kali yaaaa….